Blog jelek dan masih dalam tahap perbaikan

Minggu, 28 April 2013

On 05.00 by Unknown   No comments

senin 28 april 2013
Finalis Film Pendek Dokumenter – 1
Finalis Film Pendek Dokumenter – 2
Finalis Film Pendek Animasi
International Shorts: Rome Independent Film Festival (RIFF) on Tour [Studio 1, Epicentrum XXI]
Focus On: BW Purbanegara
Finalis Film Pendek Fiksi Naratif – 1
Finalis Film Pendek Animasi
Altitude Alto (Aditya Prasbaswara)
Film ini bercerita tentang Alto, seorang anak kecil yang ingin menjadi pilot seperti ayahnya, tapi gak suka sayur. Ibunya tak kurang akal, membujuk Alto menggunakan imajinasinya dengan menjadikan sayur sebagai pesawat, dan Alto menjadi pilot yg menghancurkan pesawat2 sayuran itu. Sayur2an itu pun habis licin tandas.
Binekon: Kelapa (Oktodia Mardoko dan Haryadhi)
Film ini bercerita tentang 5 makhluk lucu yg mewakili 5 pulau di Indonesia. Sumi (pempek palembang Sumatra, lembut dan senang berbagi), Kale (tameng perang khas Kalimantan, berani namun ceroboh), Sula (monyet langka jenis tarsius asal Sulawesi, polos dan sangat lincah), Papu (patung etnik Papua, aktif dan selalu ingin tahu), Jabo (blangkon surjan lurik Jawa, walau kikuk namun bijak). Mereka ber-5 menemukan buah kelapa. Ngakak2 deh liat usaha mereka utk membuka kelapa itu. Bagus kok moral ceritanya :D
Hebring dan Bagol 2 (Dennis Adishwara)
Sepanjang film isinya adalah usaha Hebring utk menyelamatkan 3 butir baksonya dari serangan Bagol. Kocak deh, si Hebring dodol pisan :D
Keripik Sukun Mbok Darmi (Heri Kurniawan)
Suatu sore di Stasiun Sukabrantah, Mbok Darmi ketinggalan kereta karena berhenti utk membeli sekantong keripik sukun. Sembari menunggu kereta berikutnya, Mbok Darmi membaca koran dan tersentak saat melihat headline tentang kejadian2 mengerikan akhir2 ini yg menimpa wanita2 cantik. Gw ngakak abisssssssssss.. Mbok Darmi keren!!! Masi berasa cantik hahahahaha.. Terkejut Mbok Darmi melihat sebelahnya sudah duduk lelaki besar menyeramkan. Apa yg terjadi selanjutnya? Wakakakakak rebutan keripik sukun!!! Nyari dih di youtube, kocak banget!!!
Matahari (Yusuf Radjamuda)
Mengisahkan petani jagung yg sebal sama matahari yg teriknya bikin pusing. Tp begitu matahari gak muncul, panik lah dia, gimana nasib jagung2nya?? Betapa bersyukurnya ia saat matahari muncul kembali. Kini ia tak pusing lg dengan sinar terik matahari, sudah bs bergaya pake sunglasses skr :D
Moriendo (Andrey Pratama)
Moriendo bercerita tentang seorang wanita yg depresi dan ingin mati saja. Pertemuannya dengan kakek tua pencabut nyawa, menelurkan perjanjian utk meminta dicabut nyawanya. Apa daya, dinanti tak kunjung tiba. Keren banget nih animasinya. Top deh.
Pilem Pertamaku (Anton Wiyono)
Film ini bercerita tentang pengalaman seorang anak berusia 5 tahun yang pertama kali diajak menonton film ke bioskop oleh org tuanya. Ada 3 tipe film: film perang, film horror, film anak2 3D. Sang anak diajak masuk ke film perang. Kasian, ia sungguh ketakutan. Saat diantar ke toilet, ayahnya terburu2 balik lagi krn ditelepon ibunya. Sang anak pun ditinggal. Sambil melewati poster film anak2 yg 3D, ia begitu terpana ingin menonton. Keinginannya diungkapan kepada 2 sejoli yg menyapa dirinya. Asyik sudah ia nonton film anak2 pake kacamata 3D hahahaha
Sang Suporter (Wiryadi Dharmawan)
Seorang supporter bola mendapatkan hadiah tiket nonton final piala dunia di Balland. Tapi ada aja yg menghalanginya. Gw kurang suka sih, krn ceritanya aneh banget. Bisa ada karakter2 game lah, jadi tengkorak lah, gak jelas. Banyak kekerasan juga. Buat org gede mgkn lucu, belakang gw sih nontonnya ngakak mulu sambil nendang2in bangku gw *pengen gw pitessssssss* tp kalo buat anak kecil, gak gitu bagus sih, IMHO ya :) Tp pembuatan animasinya oke lah, cuma ceritanya yg gw kurang suka :D
Timun Mas (Gangsar Waskito)
Seorang nenek yg tinggal sendiri berdoa meminta anak utk menemaninya. Permohonannya dikabulkan seorang raksasa yg memberikan biji timun utk ditanam, nanti akan menghasilkan seorang anak. Perjanjiannya, jika sudah dewasa, harus diserahkan kepada sang raksasa. Keinginan yg kuat, membuat sang nenek mengiyakannya. Biji timun ditanam, menghasilkan buah timun berwarna emas. Saat dibelas, ada bayi di dalamnya, lahirlah Timun Mas. Menginjak dewasa, nenek itu sangat mencintai Timun Mas. Tak rela memberikan kepada raksasa, nenek pun mencari orang pintar, yg memberikannya 4 bungkusan, “Hanya dibuang jika sudah terdesak.” Nenek pun menyuruh Timun Mas berlari. Gimana endingnya? 4 bungkusan semua dibuang, raksasa pun mati. Timun Mas hidup bahagia bersama si nenek :)
On 04.43 by Unknown   No comments

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah perhimpunan seluruh perawatindonesia, didirikan pada Tanggal 17 Maret 1974. Kebulatan tekad spirit yang sama dicetuskan oleh perintis perawat bahwa tenaga keperawatan harus berada pada wadah/organisasi nasional (fusi dan federasi).
Sebagai fusi dari beberapa organisasi yang ada sebelumnya, PPNI mengalami beberapa kali perubahan baik dalam bentuknya maupun namanya. Embrio PPNI adalah Perkumpulan Kaum Velpleger Boemibatera (PKVB) yang didirikan pada tahun 1921. Pada saat itu profesiperawat sangat dihormati oleh masyarakat berkenaan dengan tugas mulia yang dilaksanakan dalam merawat orang sakit. Lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928 mendorong perubahan nama PKVB menjadi Perkumpulan Kaum Velpleger Indonesia (PKVI). Pergantian kata Boemibatera menjadi Indonesia pada PKVI bertahan hingga tahun 1942.
Pada masa penjajahan Jepang perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami kemunduran dan merupakan zaman kegelapan bagi bagi keperawatan Indonesia. Pelayanan keperawatan dikerjakan oleh orang yang tidak memahami ilmu keperawatan, demikian pula organisasi profesi tidak jelas keberadaannya.
Bersama dengan Proklamasi 17 Agusutus 1945, tumbuh Organisasi Profesi Keperawatan. Setidaknya ada tiga organisasi profesi antara tahun 1945 – 1954 yaitu:
1. Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI)
2. Persatuan Djuru Rawat Islam (PENJURAIS)
3. Serikat Buruh Kesehatan (SBK)
Pada tahun 1951 terjadi pembaharuan organisasi profesi keperawatan yaitu terjadi fusi organisasi profesi yang ada menjadi Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI). Sebagai upaya konsolidasi organisasi profesi tanpa mengikutsertakan Serikat BuruhKesehatan (SBK) karena terlibat dengan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dalam kurun waktu 1951 – 1958 diadakan Kongres di Bandung dengan mengubah nama PDKI menjadi Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan Indonesia (PPDKI) dengan keanggotaan bukan dari perawat saja. Demikian pula pada tahun 1959 – 1974, terjadi pengelompokan organisasi keperawatan kecuali Serikat Buruh Kesehatan (SBK) bergabung menjadi satu organisasi Profesi tingkat Nasional dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Nama inilah yang resmi dipakai sebagai nama Organisasi Profesi Keperawatan di Indonesia hingga saat ini.
Sejak tahun 1974 sampai sekarang, PPNI terus menguatkan langkahnya untuk menjadi organisasi profesi yang kuat dan mampu mengayomi bagi setiap anggotanya. PPNI telah menaungi perawat Indonesia di 33 Provinsi termasuk institusi pendidikan tinggi keperawatan dan merepresentasikan lebih dari 500.000 perawat di Indonesia.
Banyak langkah dan perjuangan yang telah dilakukan oleh PPNI untuk menjadikan perawat Indonesia sebagai perawat yang professional dan diakui bukan hanya di Indonesia sendiri, tetapi juga di dunia internasional.
Adapaun visi dan misi Persatuan Perawat Nasional Indonesia adalah sebagai berikut:
Visi:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai wadah nasional yang memiliki suara komunitas keperawatan dan peduli terhadap pemberian pelayanan/asuhan keperawatan yang bermutu bagi kepentingan masyarakat.
Misi:
1. Menguatkan manajemen kepemimpinan PPNI untuk mencapai organisasi yang berwibawa jejaring yang kuat di tingkat kepengurusan Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Komisariat.
2. Mendukung perawat Indonesia untuk melakukan praktik keperawatan yang aman, kompeten dan profesional bagi masyarakat Indonesia3.
3. Menjadi pintu gerbang standar keperawatan regional dan internasional.
Susunan Pengurus Pusat PPNI pada periode 2010 – 2015 terdiri dari:
Ketua Umum: Dewi Irawaty, MA, PhD.
Ketua I: Dra. Junaiti Sahar, PhD
Ketua II: Rita Sekarsari, SKp, MHSM.
Sekretaris Jenderal: Harif Fadhillah, SKp., SH.
Sekretaris I: Yeni Rustina, PhD.
Sekretaris II: Yupi Supartini, SKp., MSc.
Bendahara Umum: Netty Sofyan, SKM, M.Kes.
Bendahara I: Ruti Nubi, SKM
Bendahara II: Rasmanawati, SKp., MM
Departemen Organisasi
Ketua: Wawan Arif Sawana, SKp.
Anggota: Sunardi, MKep., Sp.KMB., Bambang Tutuko, SKp., SH.
Departemen Hukmas & Pemberdayaan Politik
Ketua: Amelia K, SKp., MN.
Anggota: Ahmad Neru, MKep. Sp.Kom., Armen Patria, SKp. MKes.
Departemen Pengembangan Kerjasama Dalam Negeri & Luar Negeri
Ketua: Masfuri, SKp. MN.
Anggota: Meidiana Dwidiyanti, SKM. MSc., Ns. Apri Sunadi, SKep.
Departemen Pelayanan
Ketua: Ns. Riyanto, MKep. Sp.Kom.
Anggota: Syahridal, SKp., Pawit Rodiah, SKp., M.Kep.
Departemen Pendidikan & Pelatihan
Ketua: Dra. Murni Hartanti, SKp., MSi.
Anggota: Astuti Yuni Nursasi, SKp. MN., Michiko Umeda, SKp. MS.Biomed
Departemen Kesejahteraan
Ketua: Mustikasari, SKp. MARS
Anggota: Asep Sopari, SKM, MM, MKM., Iwan Effendi, Amd.Kep.
Dewan Pertimbangan
Ketua: Prof. Achir Yani, MN. DNSc.
Sekretaris: Drs. Husen, BSc
Anggota: Drs. Husain, SKM., Ahmad Djauhari, MM., Janes Lesilolo, SKM. MKes.
Majelis Kehormatan Etik Keperawatan (MKEK)
Ketua: Dra. Junarsih W. Sudibjo
Sekertaris: Fitriati, SKM, MKes.
Anggota: Tien Gartinah, MN., Dra. Herawani Aziz, MKes. MKep., Sumijatun, SKp., MARS., Maria Wijaya, SKM.