Blog jelek dan masih dalam tahap perbaikan

Jumat, 15 November 2013

On 01.01 by Unknown in    No comments
Penyakit paru paru TBC sudah dikenal sejak beberapa ribu tahun yang lalu sebelum masehi hingga zaman ultra modern kini.
Penyakit TBC Paru paru Source: Google free image
Penyakit TBC Paru paru
Source: Google free image
Penyakit paru paru TBC ini sejalan bersama dengan tingginya tingkat kemiskinan, jeleknya sanitasi lingkungan hidup, keadaan gizi yang buruk hingga kebersihan pribadi yang tidak terurus  (poor personal hygiene). Semua ini identik dengan keadaan masyarakat miskin dari suatu negara terbelakang atau negara yang sedang berkembang, seperti di benua Afrika, anak benua Asia dan daerah Asia Pasifik.
Bahkan dinegara yang sudah tergolong maju sekalipun, masih juga dijumpai masalah kesehatan yang bersangkutan dengan penyakit paru paru TBC, seperti di Amerika, dan negara negara di benua Eropa. Misalnya di Amerika hingga saat ini masih ditemukan adanya 20,000 kasus penyakit paru paru TBC setahun.
Sejak ditemukannya obat antibiotik yang efektif untuk mengobati penyakit paru paru TBC, maka angka penderita penyakit ini juga angka kematian akibat menderita penyakit ini, mulai menurun sangat drastis. Misalnya di Inggris dan Wales, pada tahun 1855, angka kematian akibat penyakit TBC ini adalah 3626 per sejuta penduduk, yang pada tahun 1905 menurun menjadi 1632 persejuta penduduk, dan sejak ditemukannya obat antibiotik yang ampuh untuk mengobati penyakit TBC ini, maka angka ini menurun lagi hingga menjadi 148 kematian persejuta penduduk pada tahun 1955.
Tetapi semenjak mulai berjangkitnya penyakit HIV AIDs, maka angka kesakitan penyakit paru paru TBC ikut terungkit menanjak dibeberapa negara endemik panyakit paru paru TBC dan penyakit HV AIDs seperti di benua Afrika, di Asia di Thailand, juga di Amerika.
Hal ini diduga akibat adanya infeksi virus HIV, yang memperlemah daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi, maka kuman penyakit paru paru TBC yang telah ada didalam tubuh (latent dormant tuberculosis) yang sebelumnya inaktif, akibat melemahnya daya tahan tubuh karena virus HIV AIDs, maka kuman pnyakit TBC ini menjadi aktif kembali dan menimbulkan penyakit paru paru TBC dengan segala tanda dan gejalah klinik yang khas dan sangat spesifik. (Vaccines, Prospect and Perspectives, volume II. Herminder Singh, et al).

Data Epidemiologi WHO :

Dari seluruh populasi dunia saat ini, diperkirakan seper- tiga telah terkena infeksi kuman penyakit paru paru TBC ini secara asimtomatik (silent infection), 5% hingga 10% dari mereka yang terinfeksi dengan  kuman penyakit paru paru TBC ini akan berkembang menjadi penyakit paru paru TBC yang khas secara klinik.
Menurut estimasi Badan Kesehatan Dunia WHO, terdapat sekitar 16 – 20 juta kasus penyakit TBC aktiif didunia, dengan sekitar 8,7  juta kasus penyakit baru setiap tahun dan angka kematian sekitar 1,4 juta setiap tahun (.http://www.who.int/campaigns/tb-day/2013/event/en/index.html)
Celakanya infeksi kuman penyakit TBC ini umumnya terjadi dimasa anak anak dinegara yang endemik penyakit ini. Diperkirakan sekitar 0,5 – 2% kematian dimasa kanak kanak adalah karena kasus meningitis TBC dan penyakit TBC yang menyebar keseluruh organ tubuh dan mengakibatkan kematian (disseminated tuberculosis). Sehingga bisa dimengerti kalau program pencegahan dan pemberantasan penyakit TBC ini sangat penting dimulai sejak awal kehidupan seorang manusia, untuk mencegah segala akibat dan komplikasi yang ditimbulkan, baik untuk dirinya sendiri juga untuk lingkungan hidup sekitarnya.
Co Infection Mycobacterium tuberculosis dan virus HIV AIDs
Hal yang sering ditemukan adalah infeksi bersamaan (co infection) antara kuman penyakit paru TBC dengan virus penyakit HIV AIDs, ini merupakan kombinasi infeksi yang sangat mematikan penderitanya. Pada area Sub Sahara di Afrika, dimana penyakit HIV AIDs sangat menonjol, maka angka kejadian tahunan penyakit TBC paru juga meningkat mencapai 300 kasus per 100.000 penduduk.
Dibeberapa tempat ini di Afrika, hampir 50% penderita HIV AIDs juga menderita penyakit paru paru TBC, dan hampir dua per tiga penderita penderita penyakit paru paru TBC juga terinfeksi dengan penyakit HIV AIDs
Daerah endemik penyakit TBC paru paru didunia :
  • Africa  terutama sub-Sahara Africa (semua negara Africa disebelah selatan gurun Sahara) dan Barat Africa, termasuk Nigeria dan Africa  Selatan
  • Asia Tenggara termasuk India, Pakistan, Indonesia dan Bangladesh
  • Russia
  • China
  • America  Selatan
  • Regional Pacific Barat (sebelah barat dari Samudera Pacific)  termasuk Vietnam dan Cambodia
Untuk para penderita penyakit HIV AIDs, dalam perjalanan hidupnya kemungkinan terinfeksi kuman dan menjadi penderita penyakit TBC adalah sebesar 30 – 50%.

Manifestasi Klinik Penyakit Paru Paru TBC

Hampir semua infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacteriuk bovis tidak menunjukkan gejalah. Tetapi ini dapat dideteksi dengan test sensitifitas Tuberkulin dikulit (TST) atau test Mantoux.
Ketika penyakit ini mulai berkembang, maka gejalahnya baru terlihat 1 hingga 6 bulan kemudian setelah terinfeksi, yang berupa demam, pertumbuhan yang terlambat, kehilangan berat badan atau berat badan tidak meningkat pada bayi dan anak anak, batuk, berkeringat waktu malam hari dan menggigil.
Gambaran foto rontgen bisa terlihat normal hingga ditemukannya kelainan seperti pembesaran kelenjar limpa sekitar dan di jaringan paru paru.
Kuman penyakit TBC ini juga bisa menyebabkan kelainan dan penyakit diluar jaringan paru paru, seperti meningitis tuberkulosis, peradangan kelenjar limpa, infeksi TBC di tulang, di sendi dan kulit, infeksi rongga telinga tengah dan tulang mastoid* (disseminated tuberculosis). Penyakit TBC ginjal lebih sering ditemukan pada orang dewasa karena terjadinya bentuk infeksi TBC laten .
Penyakit paru paru TBC manusia disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
Ada 2 jenis kuman yaitu Mycobacterium tuberculosis yang menjadi penyebab penyakit TBC paru paru manusia, dan Mycobacterium bovis yang menginfeksi sapi. Manusia bisa tertular kuman jenis M bovis ini melalui air susu sapi yang terkontaminasi dan tidak disterilkan dengan sempurna (proses pasteurisasi air susu sapi)
Beberapa Terminologi Penyakit Paru Paru TBC
  • Positive Tuberculin Skin Test (TST) : Hasil skin test yang positif berarti kemungkinan terinfeksi dengan kuman Mycobacterium tuberculosis atau Mycobecterium bovis. Reaksi tuberkulin ini mulai positif setelah 2 minggu hingga 12 minggu pasca infeksi, rata rata adalah antara minggu ke 3 hingga ke 4.
  • Exposed Person atau Orang Terpapar : adalah pasien yang baru kontak dengan orang yang diduga atau sudah pasti menderita penyakit TBC paru paru, tetapi pasien tersebut mempunyai hasil test tuberkulin yang negatif, dengan gejalah fisik yang normal, termasuk hasil foto rontgen yang normal tanpa kelainan akibat penyakit paru paru TBC
  • Latent Tuberculosis Infection (LTBI) atau Infeksi Tuberkulosis Laten : Yaitu seseorang yang mengandung kuman Mycobacterium tuberculosis ataupun Mycobecterium bovis didalam tubuhnya, dengan test tuberkulin yang positif, tetapi dengan gambaran klinik dan foto radiologi yang normal.
  • Tuberculosis Disease yaitu seseorang yang terinfeksi dengan gambaran gejalah klinik khas, foto radiologi yang positif sakit akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis atau dengan Mycobacterium bovis. Penyakit berupa TBC paru paru dan atau diluar jaringan paru. Mempunyai potensi menularkan kuman Mycobacterium tuberculosis kepada orang lain disekitarnya.
  • Directly Obseved Therapy (DOT) : yaitu program pengobatan anti penyakit TBC langsung diberikan kepada penderita penyakit TBC paru oleh tenaga kesehatan yang mengawasi juga membuat catatan tentang pemakaian obat oleh penderita tersebut.

Prasyarat Test Tuberkulin Kulit – Test Mantoux

Telah ditentukan bahwa bagi setiap bayi yang telah berusia diatas 3 bulan dan belum pernah mendapatkan vaksinasi BCG sebelumnya, atau anak juga orang dewasa yang akan menerima vaksinasi BCG untuk mencegah infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis yang dapat menimbulkan penyakit TBC paru paru perlu dan mutlak dilakukan test Tuberkulin kulit atau yang populer disebut Mantoux Test.

Pada mereka yang pernah terpapar dan atau terinfeksi dengan kuman M tuberculosis ini akan terjadi reaksi hipersensitif pada kulitnya bila diberikan suntikan tuberkulin protein dari kuman tersebut, dan pada tempat suntikan akan terjadi indurasi (bagian bawah kulit yang teraba mengeras) dan ini yang dinyatakan test Tuberkulin kulit positif (berdasarkan ukuran diameter indurasi tersebut yang disesuaikan dengan kondisi orang tersebut).

Untuk mereka yang test Tuberkulin Positif ini perlu ditelusuri lebih lanjut, apakah sedang menderita penyakit TBC paru paru yang aktif atau menderita infeksi kuman yang laten. Pada mereka ini perlu diberikan pengobatan yang sesuai sembelum kita melanjutkan dengan vasinasi BCG.

Hasil Tuberkulin Test yang negatif juga tidak mutlak menjamin orang tersebut bebas dari infeksi kuman M tuberculosis.
Vaksin BCG terdiri dari kuman Mycobacterium bovis yang telah dilemahkan
Cara Mengukur, Membaca dan Meng-interpretasikan Hasil Tuberculin Skin Test (TST) – Test Mantoux :
Tuberculin Skin Test atau Mantoux Test juga dikenal dengan nama Mantoux screening test, tuberculin sensitivity test, Pirquet test, atau PPD test (purified protein derivative), adalah suatu tindakan untuk memastikan ada atau tidaknya penyakit TBC pada seseorang sebelum kita memberikan vaksin BCG kepadanya. Test kulit ini sangat umum dilakukan diseluruh dunia, juga di Indonesia.
Test sensitifitas kulit ini pertama kali dilukiskan oleh Robert Koch, yaitu sarjana kedokteran yang penemu kuman Mycobacterium tuberculosis, tetapi test kulit ini diberi nama sesuai dengan nama seorang dokter Prancis  Charles Mantoux yang meneruskan kerja penelitian Robert Koch bersama dokter Clemens von Pirquet yang melakukan test kulit pada tahun 1907.
Tujuan Mantoux Test yaitu untuk membedakan apakah seseorang belum pernah atau telah terkena infeksi dengan kuman Mycobacterium tuberculosis sebelumnya. Tetapi test ini tidak selalu akurat dan tidak bisa menentukan secara pasti apakah seseorang sedang menderita penyakit paru paru TBC atau mempunyai infeksi tuberculosis yang laten (Latent Tuberculosis Infection), sehingga diperlukan pemeriksaan lain (pemeriksaan fisik, foto radiologi paru dan biakan kuman dan test laboratorium) untuk mendapatkan kepastian diagnosa. 
Cara Melakukan Mantoux Test ini :
Dosis standard 5 tuberculin unit (0.1 mL) disuntikkan diantara jaringan kulit (intradermal injection), hasilnya baru kita baca dan evaluasi setelah 48 hingga 72 jam kemudian. Jika seseorang pernah terpapar dengan kuman Mycobacterium, atau pernah mendapat vaksinasi BCG sebelumnya, maka akan  terterjadi reaksi imunologi positif di kulit yang disuntikan tadi.
Tuberculin skin test (TST) Source: Google free image
Tuberculin skin test (TST)
Source: Google free image
Kita bisa mengukur diameter dari reaksi indurasi (daerah mengeras yang teraba) dilengan bawah ditempat suntikan tuberculin sebelumnya, jika tidak teraba indurasi, maka hasil test dinyatakan sebagai “0″ mm atau reaksi negatif. Jangan mengukur luas daerah kemerahan (erythema = kemerahan)
Hasil Mantoux Test
Hasil Mantoux Test
mantoux test2Klasifikasi Reaksi Mantoux Test
Hasil Mantoux test ini harus dibaca dan di-interpretasikan dengan hati hati.
Hasil MantouxTest ini berhubungan erat dengan kondisi kesehatan dan situasi orang tersebut sebelumnya (lihat keterangan dibawah).
Hasil test yang positif sebagai indikasi orang tersebut telah terpapar / terinfeksi dengan kuman Mycobacterium tuberculosis
Ukuran indurasi 5 mm atau > 5 mm dinilai test POSITIF, pada orang dengan kondisi :
  • Orang yang HIV-positive
  • Baru terpapar dan kontak dengan penderita TBC
  • Orang dengan kelainan gambaran foto rontgen paru atau yang penyakit paru TBC lama yang baru sembuh
  • Orang yang mengalami transplantasi organ dan orang yang mendapat pengobatan imunosupresant seperti obat kortiko steroid
Ukuran indurasi 10 mm atau > 10 mm dinyatakan POSITIF, bila :
  • Imigrant atau orang yang baru tiba (kurang dari 5 tahun) dari negara dengan angka kesakitan TBC paru yang tinggi atau negara endemik penyakit TBC paru paru
  • Pecandu narkoba dengan cara suntikan
  • Penghuni dan petugas dari rumah penjara, rumah perawatan orang tua, rumah sakit dan penampungan untuk kaum gelandangan, dan sebagainya.
  • Pekerja di laboratorium mycobakteriologi
  • Penderita penyait khronis seperti  penyakit diabetes, pengobatan kortikosteroid jangka lama, penyakit leukemia, penyakit ginjal stadium akhir, sindrome gangguan penyerapan khronik, berat badan yang rendah, dst)
  • Anak berusia kurang dari 4 tahun, atau anak dan remaja yang terpapar pada orang dewasa dengan resiko tinggi akan menderita penyakit TBC paru paru
Ukuran indurasi 15 mm atau > 15 mm dinyatakan POSITIF, bila
  • Orang yang tidak memiliki salah satu faktor resiko tersebut diatas
  • (Catatan: Mantoux test ini hanya ditujukan pada kelompok dengan resiko tinggi menderita penyakit TBC paru paru)
Selalu ada kemungkinan Hasil Mantoux Test tidak tepat sesuai dengan keadaan sebenarnya dari penderita, selalu ada kemungkinan terjadi :
  • Hasil Test yang False Positive : yaitu reaksi yang seharusnya negatif, namun karena suatu hal, sistim imunologi tubuh memberikan reaksi yang positif, ini terjadi pada mereka yang pernah mendapatkan vaksinasi BCG sebelumnya. Atau akibat infeksi dengan jenis kuman Mycobacterium yang lain, atau karena memegang dan menyentuh tempat suntikan tuberkulin dilengan.
  • Hasil Test yang False Negative : yaitu reaksi yang seharusnya menjadi positive, namun karena beberapa hal yang menyebabkan gangguan sistim imunologi tubuh, sehingga hasilnya menjadi negatif, misalnya karena menderita sakit AIDs, mendapat obat kortikosteroid jangka panjang, atau karena mal nutrizi (kurang gizi)
Menurut konsensus, maka semua orang dengan Tuberkulin Test Positif, yang telah disaring berdasarkan kriteria tersebut diatas, harus dianggap dan diperlakukan sebagai penderita penyakit TBC dan dberi pengobatan yang adekuat, hingga terbukti sebaliknya.
Sedangkan yang hasil Tuberkulin Test negatif juga tidak mutlak menjamin bahwa orang tersebut bebas dari infeksi kuman M tuberculosis dan penyakit TBC.

Keterangan:
tulang mastoid* yaitu tonjolan tulang yang berada didaerah pelipis didekat bagian bawah telinga

0 komentar:

Posting Komentar