Blog jelek dan masih dalam tahap perbaikan

Sabtu, 02 November 2013

On 08.46 by Unknown   No comments

Menurut Ns.Saldy Yusuf,S.Kep.ETN dalam Blognya, bahwa untuk melanjutkan pendidikan ke Jepang tidak ditentukan oleh skor TOEFL, IELTS, IQ dan IP yang cemerlang atau karena beasiswa Monbusho, Ford Foundation, Fullbright, ADS, dan lain-lain. Tapi, karena strategi, keyakinan dan kegigihan.

Sekedar informasi dari beliau, bahwa yang menentukan kelulusan seorang mahasiswa untuk diterima di sebuah Universitas di Jepang, bukan ditentukan oleh pihak kampus saja. Tapi, berdasarkan rekomendasi dari profesor sebagaimana kutipan dibawah ini:
"Sistem Pendidikan Tinggi di Jepang berbeda dengan negara lain. Di Jepang seorang Professor memiliki wewenang yang sangat besar termasuk dalam proses penerimaan mahasiswa baru. Hal ini tentunya sedikit berbeda dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia, dimana ketika seorang calon mahasiswa ingin melanjutkan Master atau Doctor maka harus mendaftar melalui Universitas terlebih dahulu. Di Jepang, langkah pertama adalah mencari Professor yang bersedia menjadi supervisor (pembimbing). Proses ini juga berlaku bagi mahasiswa Jepang itu sendiri. Setelah anda mendapat Professor barulah anda bisa mendaftar di Universitas (pendaftaran administrasi, tes tertulis, dan wawancara)."

Dari kutipan diatas tersirat pesan, bahwa calon mahasiswa sangat tergantung pada profesor untuk bisa diterima disebuah Universitas. Lalu muncul pertanyaan, kapan beasiswanya bisa didapatkan?

Dari pengakuan Saldy yusuf yang telah mengenyam pendidikan di Clincial Nursing Departement, Kanazawa University, bahwa Professor juga membutuhkan mahasiswa asing untuk dibimbing agar pamor inteklektualnya meningkat dimata internasional dan rating universitaspun menanjak naik. Jika rating naik, dana hibah meningkat, bantuan riset terus mengalir.

Nah, disanalah peluang bisa dimanfaatkan oleh perawat-perawat indonesia untuk mengejar study ke Jepang, dengan cara:
  1. Siapkan proposal penelitian 
  2. Siapkan curiculum vitae lengkap
  3. Pilih calon professor pembimbing di salah satu universitas di Jepang (googling).
  4. Data yang telah disiapkan diatas, kirim ke alamat email professor (lihat di situs universitas).
  5. Perhatian, professor hanya akan menerima calon mahasiswa yang sesuai dengan peminatanya. Contoh, Professor yang peminatananya Keperawatan Medikal Bedah, tidak akan menerima proposal calon mahasiswa yang peminatanya Maternitas.
Untuk penjelasan strategi dan trik lengkap tentang tata cara memasukan lamaran atau kiat ketika lamaran ditolak, anda dapat menggali langsung informasi ke Artikel yang berjudul NERS AYO KULIAH DI JEPANG.

Melanjutkan study S2,S3 Keperawatan ke Australia

Melanjutkan Study ke luar negri sangatlah rumit bagi yang tidak mampu, baik itu tidak mampu secara keuangan maupun tidak mampu secara bahasa dan keahlian. Namun, dengan adanya tekad dan usaha yang sungguh-sungguh, belajar ke luar negri itu bisa diwujudkan  melalui beasiswa ADS.

Setidaknya rasa rumit itu telah ditembus oleh Intansari Nurjannah, beliau staf pengajar di PSIK (Keperawatan) FK UGM yang sukses menyelesaikan S2 di James Cook University Australia dan melanjutkan S3 Keperawatan di Universitas yang sama.

Untuk mengenyam pendidikan Keperawatan di Australia melalui beasiswa ADS juga butuh strategi  agar sukses. Dipostingan ini, penulis tidak menjelaskan seperti apa trik dan strateginya, karena penulis juga sedang berusaha. Namun, teman sejawat dapat menggali informasinya langsung ke postingan Intansari Nurjannah yang berjudul Beasiswa S2, S3 Keperawatan dan Lika-liku menggapainya.

Semoga anda dan saya akan menyusul, Amin

0 komentar:

Posting Komentar